Setelah aku membicarakan hal itu kepada orang tuaku, kami sempat membuat beberapa kebijakan. awalnya, setelah melewati suatu perseteruan yang panjang, kami sempat memutuskan agar aku tetap kuliah di kota ini, di muara teweh. aku pun tidak keberatan, karena itu aku datang ke muara teweh. tetapi, sepertinya orang tuaku berpikir kembali, mereka sempat memutuskan agar aku tetap di muara teweh selama setahun. aku juga tidak keberatan, aku memang pernah mengharapkan hal itu sebelumnya, karna aku ingin belajar kembali dan mendapatkan apa yang ingin ku raih. tapi, lagi-lagi ibuku berubah pikiran. ia memutuskan agar aku kembali ke banjarmasin untuk kuliah. aku sempat heran dengan watak ibuku yang plin-plan, aku pun sama, apa dasarku kembali ke kota ini? tetapi aku mengerti, sebenarnya keadaan ini semua yang telah membuat kami bingung.
Bagaimanapun, keputusan telah bulat, sepertinya aku akan kembali ke banjarmasin untuk melanjutkan pendidikanku. padahal aku sudah senang di muara teweh, aku bisa saja melanjutkan pendidikan ku di kota ini, aku tak perlu jauh-jauh. disini aku punya banyak teman, jadi aku lebih mudah beradaptasi, tapi apa daya, ini sudah masanya... aku memang seharusnya lebih dewasa. aku harus menyikapi ini dengan bijak. sebagai seseorang yang mampu untuk kuliah, aku tidak boleh bergerak mundur, aku harus maju, seperti semangat ku dulu.
***
Ketika aku menulis posting ini (Selasa 18 agustus, 2009), aku sedang santai di sembada net, duduk di sini sambil minum pocar i sweat. seperti biasanya, aku memang selalu menyempatkan diri untuk pergi ke warnet untuk mempelajari internet lebih banyak dan mencoba membuat kepalaku lebih fresh dari problema yang ada. lebih tepatnya, internet adalah tempat pelarian diri sementaraku. dan warnet ini adalah markas favoritku, the base camp. dan kebetulan aku kenal dengan pemilik warnet ini karna dia adalah temanku ketika kami SMA. kuharap ia memberi diskon spesial buat ku. :-)
Seperti biasa, ketika mewarnet aku selalu membuka facebook, membrowsing, membuat konsep posting baru, atau mengerjakan pr teman. dan biasa nya aku ditemani coke, sprite, atau pocari. akhir-akhir ini, aku sering mencoba berpikir untuk membuat posting baru... ketika awal aku membuat blog ini, aku mengisinya dengan berbagai info tentang kesehatan, tapi hanya 2 posting yang ku terbitkan dan aku tidak pernah lagi membuat yang baru karena aku disibukan oleh aktivitas kelulusanku. membuat konsep yang baru malah membuatku semakin stres. aku menyadari bahwa aku tak perlu membuat cerita yang bagus, tapi aku cukup menulis cerita yang sudah ada. dan menulis kehidupan ku, ide-ideku, dan pendapatku di blog sendiri adalah keputusan yang tepat.
Di saat seperti ini, aku teringat dengan kuliah ku, tentang stikes, stmik, politeknik, dan lain-lain. yang membuatku harus pergi dari kota ini. menurutku, ini adalah suatu pengalaman yang paling fenomenal dalam hidupku. dimana, secara tiba-tiba kehidupan ku berubah dan aku harus pergi dari kota ini. padahal, kota ini adalah kampung halaman ku, aku hidup dan berkembang di sini...
Muara teweh, kota yang kecil, tenang, banyak sekali pohon hijau tumbuh rimbun di sini, menjamin kesehatan paru-paru kita. aku sempat mengunjungi beberapa situs web tentang muara teweh, aku terkesima membacanya. banyak sekali orang yang sependapat denganku, bahkan ada yang dari luar kota, banyak juga berpikiran sama. mereka melihat sebuah kota kecil yang tenang, santai, dan unik... muara teweh memang memiliki kesan tersendiri dimata mereka. awalnya, aku sedikit tidak mengerti tentang pandangan para visitor mengenai kota ini, mungkin karena aku telah lama tinggal di muara teweh. setelah ku perhatikan, memang benar, muara teweh memiliki keunikan sebagai kota kecil. kota ini adalah oasis di tengah-tengah hamparan hutan hujan tropis yang luas. satu-satunya kota yang paling ramai di sepanjang pedalaman sungai barito. untuk mengaksesnya pun tidak dimulai dari kota palangkaraya, tapi justru dari banjarmasin. adapun pesawat berangkat dari palangkaraya, semacam pesawat DAS, tapi tarifnya mahal sekali. sehingga orang yang berangkat dari palangkaraya lebih memilih jalur darat, walaupun harus melewati banjarmasin terlebih dahulu.
Kota yang termasuk kota kecil ini memiliki penduduk sekitar 150.000-an, itu populasi yang besar untuk sebuah kota kecil. kota ini juga memiliki sarana yang lebih maju untuk kota berstatus kota kabupaten, seperti banyaknya bank yang berdiri dengan ATM-nya. kontur kota ini berbukit-bukit, tetapi sudah memiliki sebuah bandara perintis. juga yang paling fenomenal adalah banyaknya rumah apung di kota ini, tepatnya di sungai barito. rumah ini memang memiliki keuntungan sendiri karena muara teweh, sebagai kota langganan banjir, sering digenangi oleh air sungai barito yang meluap, banyak rumah yang menjadi korban luapan air ini (termasuk juga rumahku). tetapi bagi rumah apung, itu bukanlah sebuah masalah besar. rumah ini tak akan tenggelam setinggi apapun air meluap. karena rumah ini mengambang. dan yang paling terasa untukku adalah sunset, masa dimana tenggelamnya matahari. kota yang tenang ini memberikan eksotisme tersendiri ketika matahari tenggelam. sore hari, di ufuk barat terlihat hanya warna jingga... langit dan awan terasa berubah menjadi emas, matahari yang bulat, yang telah lelah seharian membara, kini kembali beristirahat dibalik ketenangan sore hari yang sepi... hingga perlahan cahaya mulai menghilang, redup, dan akhirnya malam pun dimulai... aku sangat menikmati momen ini ketika aku selesai lari sore di bandara. aku juga sempat mengambil photo dengan menggunakan kamera handphone di jalan yetro singseng ketika mengantarkan temanku pulang, dan ku pakai sebagai primary photo di salah satu nick chatting ku di mig33. sayang photo itu sudah terhapus dari handphoneku. aku jadi ingin tau, apakah ada matahari terbenam yang lebih indah selain di muara teweh? aku pernah mendengar tentang sore di pantai kuta, tapi sebenarnya aku tidak pernah kesana. jadi aku tidak pernah merasakan bahwa matahari terbenam di pantai kuta itu indah.
Ada juga tentang mitos "ufo" di muara teweh. aku merasa tidak begitu yakin dengan hal ini. aku memang percaya tentang kehidupan ekstra terrestrial, bukan kehidupan makhluk gaib (kadang kehidupan gaib juga di sebut kehidupan ekstra terrestrial, aku pernah membaca di sebuah buku bahwa makhluk gaib dapat dikategorikan sebagai makhluk ekstra terrestrial karena makhluk ini bersifat gaib karena terbuat dari api, dan memiliki lapisan kehidupan tersendiri walaupun hidup satu dimensi dengan manusia sebagai makhluk tanah), tetapi makhluk tanah yang sama seperti kita, tetapi mereka tidak serumah dengan kita (bumi). yaitu alien, makhluk dengan kebudayaan yang telah maju lebih dahulu sebelum kita, dan tinggal jauh di planet antah berantah. pernah kubaca di geocities.com, ada seseorang yang pernah melihat ufo di langit malam muara teweh. dan aku pikir aku punya pengalaman yang sama. aku rasa aku pernah melihat beberapa dari mereka. ketika itu malam ramadhan, awalnya adik ku yang melihat. aku tidak yakin, aku hanya melihat bintang. tapi memang sepertinya ada bintang yang terlihat lebih terang dari bintang-bintang yang lain, dan bintang itu sepertinya bergerak. dilihat dari kecepatannya, aku yakin itu bukan pesawat, juga lampu pesawat selalu terlihat berkedap-kedip, yang satu ini tidak, ia putih terang tersamar diantara hamburan bintang. sebenarnya aku tidak yakin dengan apa yang kulihat, bukan karna tidak percaya, tapi karena mataku min. tapi yang melihat tidak hanya aku saja, aku melihatnya bersama anak-anak yang matanya lebih sehat dariku. dan malam-malam berikutnya, adikku selalu melihat benda-benda itu terbang mengangkasa. dan sebenarnya, yang kubingungkan bukan ufo nya, tapi malah adiku sendiri. mengapa selalu dia yang pertama kali melihat penampakan ini? apakah adiku alien??
***
Sebenarnya, banyak kisah yang dapat ku ceritakan tentang aku dan muara teweh. tapi kurasa ini sudah cukup menggambarkan betapa aku punya banyak cerita di kota ini. ku harap, pendidikan ku yang akan berlangsung di luar sana memang benar-benar pendidikan. dan aku harap aku kembali untuk memajukan kota ini.
pantai kuta matahari tenggelamnya biasa2 saja, masih keren sunset di teweh deh..:D
BalasHapussalam
oh iya, saya juga setuju... saya juga pernah mendengarkan berbagai kesan tentang eksotisme di bali dari teman saya yang pernah berkunjung kesana, dan dia pun beranggapan kalau matahari yang tenggelam di pantai kuta biasa-biasa saja... :D
BalasHapusmakasih ya buat komentnya... dan saya juga sangat menyukai blog anda... karna tulisan andalah yang menjadi bahan dasar posting ini... saya sangat berterima kasih sekali... :D
salam hangat